DAYA TARIK WISATA KEPULAUAN TOGEAN, SULAWESI TENGAH

Taman Nasional Kepulauan Togean


Alam Indonesia yang paling terkenal di mancanegara adalah keindahan pantainya yang terbentang dari barat hingga ke timur. Banyaknya pulau yang ada di Indonesia membuat kekayaan laut dan pantai semakin melimpah ruah. Selain pantai, keindahan dunia bawah laut juga menjadi buruan wisatawan untuk masuk kedalamnya dan ikut menikmati kehidupan bawah laut di Indonesia. Daerah yang memiliki keindahan pantai yang menakjubkan di Indonesia salah satunya Taman Nasional Kepulauan Togean, yang terletak di Propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Tojo Una Una. Terletak di jantung teluk tomini dengan Luas Wilayah untuk kecamatan Togean 229,51 Km2 Dengan wilayah administratif Desa berjumlah 16 Desa. Kepulauan togean sudah sejak lama di kenal oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, Taman Naisonal Kepulauan Togean sendiri terdiri dari beberapa wilayah admisitratif atau kecamatan di dalamnya termasuk kecamatan togean itu sendiri. Wilayah Kecamatan togean pada masa kerajaan menjadi pusat pemerintahan dari kerajaan benteng. Menurut penuturan beberapa tokoh adat Togean bahwa nenek moyang orang togean (manusia pertama kali berada di Kepulauan Togean) bertempat tinggal diatas gunung benteng (nama sekarang). Pada mulanya gunung tersebut bernama Paan Tanah Manurung kemudian berubah nama menjadi Paan Tanah Ntogoiya, selanjutnya berubah menjadi Paan Tanah Togean.

Berdasarkan mitologi asal usul masyarakat adat togean berawal dari kedatangan manusia pertama sebagai titisan atau penjelmaan dewata turun dari langit atau kayangan melalui titian pelangi ke bumi pada dataran tinggi yang saat ini dikenal gunung benteng di Kepulauan Togean. Manusia yang berasal dari titisan dewa mendiami dataran tinggi (gunung benteng) di kepulauan tersebut berjumlah 7 orang terdiri atas 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Dari 7 orang tersebut, enam diantaranya dipasangkan menjadi suami istri dan satu orang lainya sebagai pimpinan mereka. Ketiga pasang suami istri dari dewata yang menjelma menjadi manusia itulah sebagai nenek moyang orang togean yang menyebar keseluruh kepulauan togean dari waktu kewaktu hingga saat ini. Orang togean menamakan dirinya orang Manurung atau suku manurung dari Dewata di Kayangan. Manurung menurut orang Togean adalah Dewata atau Kayangan. (Pusat Pengkajian Sosial Budaya  Universitas Tadulako, 2007).

Salah satu tokoh lembaga adat Togean Desa wakai, Amir H. Kani  dalam tulisanya tentang Togean Dalam Sejarah, mengungkapkan bahwa berdasarkan terjemahan dari buku Lontara (stambul dari Kerajaan Togean) kerajaan togean terbentuk pada tahun 1181 H atau 1762 M. Pada awal terbentuknya hingga beberapa waktu berselang, kerajaan ini bernama Kolongian (Kerajaan) Lebokin Tanah Ntogoiya. Pada awal terbentuknya kerajaan ini berkedudukan di Lipu (Desa) Benteng sebagai pusat Pemerintahan yang di pimpin seorang raja perempuan bernama Saribua.

Selain mengenal kekakayaan budaya serta suku yang ada di togean, juga perlu diketahui potensi Daya tarik wisata yang ada di Kecamatan Togean diantaranya terdapat situs penyelaman bangkai pesawat B24 Liberator yaitu pesawat pembom milik Amerika Serikat pada masa perang dunia ke-2 yang jatuh di skitaran perairan togean tepatnya di depan Desa Lebiti ibu kota kecamatan togean. Selain itu juga terdapat jembatan bakau di Desa Lembanato dengan panjang 500 meter yang pada tahun 2008 mendapatkan penghargaan dari British Airways dengan kategori area konservasi melalui inisiatif masyarakat.

Obyek Wisata Pulau Papan, Malengge, Desa Kadoda

Taipi Island, Kadidiri

Spot Dive Bomba Diver

Pulau Papan Kadoda

Komentar

Postingan Populer